Dinas Kesehatan Kabupaten Jember memiliki enam unit mobil Medis Lapangan (ML). Penggunaannya tak maksimal.
Kepala Dinkes Olong Fajri Maulana mengatakan, rencananya mobil tersebut akan digunakan seperti rumah sakit berjalan, dengan jalan mendatangi wilayah-wilayah yang jauh dari akses kesehatan.
"Di awal-awal ada, banyak digunakan untuk operasi katarak dan untuk program keluarga berencana, yakni pemasangan alat kontrasepsi," kata Olong.
Perkembangan selanjutnya, operasi katarak tak dilakukan di mobil tersebut. Ini dikarenakan getaran mobil tersebut terasa. Frekuensi pemakaian kendaraan ini pun akhirnya praktis menurun. "Tapi akhir-akhir ini meningkat lagi, karena digunakan untuk tranfusi darah dan medical check up asuransi kesehatan (askes)," kata Olong.
Ketua Komisi D DPRD Jember Ayub Junaidi menyayangkan kurang maksimalnya penggunaan mobil ML itu. "Kita ingin program kesehatan berjalan baik dan tak muspro. Kalau bisa orang yang sakit di pelosok didatangi. Apalagi ternyata peralatan di mobil itu lebih lengkap daripada di puskesmas," katanya.
Ayub meminta, agar ada pemetaan daerah sasaran mobil tersebut. "Saya mendapat informasi, kalau kendaraan ini digunakan untuk even tertentu saja. Kalau hanya untuk seremonial, kenapa juga harus bikin program," katanya.
Olong mengatakan, mobil ML tersebut masih tetap beroperasi. Namun pengoperasiannya disesuaikan dengan anggaran APBD.
ML = Medis Lapangan. Aja ngeres, ya? xixixi
Kepala Dinkes Olong Fajri Maulana mengatakan, rencananya mobil tersebut akan digunakan seperti rumah sakit berjalan, dengan jalan mendatangi wilayah-wilayah yang jauh dari akses kesehatan.
"Di awal-awal ada, banyak digunakan untuk operasi katarak dan untuk program keluarga berencana, yakni pemasangan alat kontrasepsi," kata Olong.
Perkembangan selanjutnya, operasi katarak tak dilakukan di mobil tersebut. Ini dikarenakan getaran mobil tersebut terasa. Frekuensi pemakaian kendaraan ini pun akhirnya praktis menurun. "Tapi akhir-akhir ini meningkat lagi, karena digunakan untuk tranfusi darah dan medical check up asuransi kesehatan (askes)," kata Olong.
Ketua Komisi D DPRD Jember Ayub Junaidi menyayangkan kurang maksimalnya penggunaan mobil ML itu. "Kita ingin program kesehatan berjalan baik dan tak muspro. Kalau bisa orang yang sakit di pelosok didatangi. Apalagi ternyata peralatan di mobil itu lebih lengkap daripada di puskesmas," katanya.
Ayub meminta, agar ada pemetaan daerah sasaran mobil tersebut. "Saya mendapat informasi, kalau kendaraan ini digunakan untuk even tertentu saja. Kalau hanya untuk seremonial, kenapa juga harus bikin program," katanya.
Olong mengatakan, mobil ML tersebut masih tetap beroperasi. Namun pengoperasiannya disesuaikan dengan anggaran APBD.
ML = Medis Lapangan. Aja ngeres, ya? xixixi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar