Jika melihat pria macho dengan rahang yang kuat dan wajah yang lebar, orang seringkali keder dan beranggapan bahwa pria tersebut keras kepala, susah diajak bekerjasama dan agresif. Namun anggapan itu tak sepenuhnya benar. Penelitian menemukan bahwa pria dengan karakteristik seperti di atas justru lebih mau berkorban dibanding pria lain.
Penelitian terdahulu menemukan bahwa pria dengan wajah yang lebar dan maskulin cenderung kurang perhatian, kurang hangat, tidak jujur dan enggan bekerjasama. Namun penelitian baru menemukan bahwa pria berwajah lebar yang maskulin tidak sesangar tampangnya.
"Pria dengan wajah yang lebih lebar biasanya digambarkan sebagai pria yang keras kepala. Tapi saya bertanya-tanya apakah hubungan antara wajah yang lebar dan kepribadian begitu sederhana. Saya menduga bahwa pria yang tampak agresif dan tidak dapat dipercaya mungkin sebenarnya baik dalam beberapa hal," kata peneliti, Michael Stirrat seperti dilansir Health24.com, Rabu (6/6/2012).
Dalam penelitian yang diterbitkan jurnal Psychological Science, Stirrat dibantu David Perrett menduga bahwa pria yang lebih kuat secara fisik yang diidentifikasi dengan wajah lebar lebih rela mengorbankan diri ketika kelompoknya bersaing dengan kelompok lain.
Dalam percobaan ini, para peneliti memberikan uang kepada mahasiswa University of St Andrews untuk digunakan dalam sebuah permainan kelompok. Dalam permainan ini, peserta bisa mendapatkan keuntungan untuk diri sendiri dan bebas bekerjasama dengan orang lain atau mempertaruhkan uangnya demi keuntungan kelompok.
Separuh dari seluruh peserta diberitahu bahwa hasil permainan ini akan dibandingkan antar mahasiswa di St Andrews. Sedangkan separuh lainnya diberitahu bahwa hasilnya dibandingkan dengan universitas saingan. Peneliti memprediksi pria berwajah lebar akan menanggapi persaingan dalam kedua kondisi di atas dengan cara mengorbankan uangnya untuk kepentingan kelompok.
Ternyata perkiraan peneliti ini tidak meleset. Hasil penelitian ini menguatkan dugaan bahwa pria dengan wajah yang lebar dan rahang yang kuat dalam penelitian lebih rela berkorban daripada pria lainnya.
"Temuan ini mengejutkan karena perkiraan kami terbukti benar. Ketika kami menyebutkan Universitas Edinburgh sebagai kampus saingan, peserta dari St Andrews dengan wajah yang lebar justru lebih kooperatif daripada pria lain. Ketika tidak menyebutkan pesaingnya, pria berwajah lebar kurang kooperatif dibandingkan pria lain," kata Dr Stirrat.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa walaupun pria yang lebih kuat menunjukkan sifat maskulin seperti berperilaku anti-sosial dan agresif, pria ini juga lebih rela berkorban untuk mendukung kelompoknya.
Temuan ini menarik karena bisa menjelaskan penelitian lain yang menunjukkan bahwa lebar wajah para CEO pria bisa dijadikan prediktor performa bisnisnya dan lebar wajah calon presiden pria bisa memprediksi dorongannya untuk mencapai tujuan.
Penelitian terdahulu menemukan bahwa pria dengan wajah yang lebar dan maskulin cenderung kurang perhatian, kurang hangat, tidak jujur dan enggan bekerjasama. Namun penelitian baru menemukan bahwa pria berwajah lebar yang maskulin tidak sesangar tampangnya.
"Pria dengan wajah yang lebih lebar biasanya digambarkan sebagai pria yang keras kepala. Tapi saya bertanya-tanya apakah hubungan antara wajah yang lebar dan kepribadian begitu sederhana. Saya menduga bahwa pria yang tampak agresif dan tidak dapat dipercaya mungkin sebenarnya baik dalam beberapa hal," kata peneliti, Michael Stirrat seperti dilansir Health24.com, Rabu (6/6/2012).
Dalam penelitian yang diterbitkan jurnal Psychological Science, Stirrat dibantu David Perrett menduga bahwa pria yang lebih kuat secara fisik yang diidentifikasi dengan wajah lebar lebih rela mengorbankan diri ketika kelompoknya bersaing dengan kelompok lain.
Dalam percobaan ini, para peneliti memberikan uang kepada mahasiswa University of St Andrews untuk digunakan dalam sebuah permainan kelompok. Dalam permainan ini, peserta bisa mendapatkan keuntungan untuk diri sendiri dan bebas bekerjasama dengan orang lain atau mempertaruhkan uangnya demi keuntungan kelompok.
Separuh dari seluruh peserta diberitahu bahwa hasil permainan ini akan dibandingkan antar mahasiswa di St Andrews. Sedangkan separuh lainnya diberitahu bahwa hasilnya dibandingkan dengan universitas saingan. Peneliti memprediksi pria berwajah lebar akan menanggapi persaingan dalam kedua kondisi di atas dengan cara mengorbankan uangnya untuk kepentingan kelompok.
Ternyata perkiraan peneliti ini tidak meleset. Hasil penelitian ini menguatkan dugaan bahwa pria dengan wajah yang lebar dan rahang yang kuat dalam penelitian lebih rela berkorban daripada pria lainnya.
"Temuan ini mengejutkan karena perkiraan kami terbukti benar. Ketika kami menyebutkan Universitas Edinburgh sebagai kampus saingan, peserta dari St Andrews dengan wajah yang lebar justru lebih kooperatif daripada pria lain. Ketika tidak menyebutkan pesaingnya, pria berwajah lebar kurang kooperatif dibandingkan pria lain," kata Dr Stirrat.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa walaupun pria yang lebih kuat menunjukkan sifat maskulin seperti berperilaku anti-sosial dan agresif, pria ini juga lebih rela berkorban untuk mendukung kelompoknya.
Temuan ini menarik karena bisa menjelaskan penelitian lain yang menunjukkan bahwa lebar wajah para CEO pria bisa dijadikan prediktor performa bisnisnya dan lebar wajah calon presiden pria bisa memprediksi dorongannya untuk mencapai tujuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar